YOGYAKARTA, iNews.id - Bagi sebagian siswa menganggap pelajaran matematika itu sulit, tidak dapat dimengerti, dan sama sekali tidak menarik. Metematika menjadi tidak diminati karena siswa lemah dalam berhitung.
Hal tersebut menarik perhatian mahasiswa program studi matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) untuk meneliti strategi mencongak dalam mengatasi hambatan berhitung.
Dia adalah Maghfiroh Izza Maulani. Penerima beasiswa bidikmisi tersebut mengatakan mencongak adalah salah satu strategi yang khas dari pembelajaran matematika. Dengan mencongok siswa dapat menghitung cepat tanpa alat bantu atau media hitung seperti lidi dan manik-manik.
"Mencongak dalam matematika adalah menghitung di luar kepala tanpa menggunakan alat bantu dan langsung menuliskan hasilnya," papar Izzi dalam seminar nasional matematika FMIPA UNY dikutip dari uny.ac.id, Senin (28/3/2022).
Izzi mengatakan mencongak juga dapat diartikan sebagai kegiatan menghitung di luar kepala atau dengan ingatan saja yang tertulis hanya hasil hitungan/pendapat. Metode mencongak cukup mudah diterapkan.
Tujuan mencongak yang kontinu tidak sekadar ingat dan hafal tetapi rekat dan melekat di pikiran siswa. Hal ini menunjukkan bahwa strategi mencongak sangat penting
"Pada kegiatan mencongak, guru memberi pertanyaan secara lisan dalam batas waktu tertentu kepada seluruh siswa. Kemudian, siswa menuliskan jawabannya di kertas. Hal ini bisa dilakukan secara berulang setiap harinya hingga menjadi sebuah pembiasaan," kata warga Tersan Gede, Salam, Magelang tersebut
"Mencongak, lanjut Izzi, jika dilakukan terus menerus maka akan membuat siswa terbiasa melakukan penghitungan di mana hal ini bisa menekan hambatan berhitung yang marak terjadi pada peserta didik. "Terlebih pada materi-materi dasar yang harus dikuasai sebagai bahan memahami pengetahuan setelahnya,” katanya.
Berdasarkan penelitian ini, Izza menyimpulkan bahwa pembiasaan strategi mencongak yang dilakukan secara kontinu dapat mengatasi hambatan berhitung utamanya dalam materi-materi dasar.
“Bagi guru atau pengajar yang langsung berinteraksi dengan peserta didik, tidak ada salahnya menerapkan strategi mencongak untuk materi-materi dasar," kata Izzi.
Izzi berharap, nantinya strategi mencongak semakin berkembang dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas. "Bahkan, diharapkan ditemukan terobosan-terobosan baru agar kualitas pendidikan di Indonesia semakin maju” katanya.
Namun demikian, di sisi lain mencongak juga punya kekurangan di antaranya bagi siswa yang lemah dalam mengingat atau menghafal akan kesulitan dalam melakukan hitung cepat dan pelaksanaannya tidak dapat dilakukan dalam waktu sekejap.
"Karena dalam pelaksanaan mencongak ini harus rutin dilaksanakan supaya mendapatkan hasil yang maksimal," tutup Izza.
Editor : Mohamad Hidayat