get app
inews
Aa Text
Read Next : 1.280 Anak Yatim Disantuni Pejabat Pemkot Cilegon, Tiap Anak Rp1,2 Juta

5 Tradisi Perayaan 1 Suro, mulai dari Pawai Obor hingga Lempar Kepala Kerbau

Minggu, 31 Juli 2022 | 18:45 WIB
header img
Pada 1 Suro banyak tradisi dan ritual yang dilakukan untuk menyambutnya salah satunya sedekah laut dan Pawai obor (Foto: Istimewa)

JAKARTA, iNewsCilegon.id - Dalam Islam, tahun baru diperingati setiap 1 Muharram yang bisa jatuh kapan pun pada penanggalan masehi. 

Di Indonesia sendiri, pergantian tahun ini diperingati dengan ragam cara yang berbeda. Misalnya saja pada tradisi Jawa dikenal dengan nama perayaan 1 suro.

Beberapa daerah yang kerap merayakannya secara turun temurun tersebut ialah mulai dari sekitaran Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Tengaj, Jawa Timur hingga Banten.

Masyarakat memaknainya dengan cara meditasi, penghayatan, prihatin, dan sikap religius.

Persiapan dilakukan dengan matang baik perorangan maupun secara kelompok. Beberapa hal yang biasanya dilakukan mulai dari ritual mandi tengah malam, meditasi, ziarah ke makam, puasa mutih, berjalan kaki saat malam, atau mengelilingi tembok keraton, menggelar Istighotsah dan kirim doa di Mushala atau Masjid masing-masing.

Nah kali ini iNewsCilegon.id merangkumnya dari berbagai sumber, berikut 5 Tradisi perayaan 1 Suro:

1. Sedekah laut

Laut adalah sumber rezeki bagi para nelayan dan warga pesisir. Bertahun-tahun warga bergantung hidup pada kekayaan bahari.

Sedekah Laut adalah cara masyarakat pesisir ucapkan syukur kepada laut. Tradisi ini sudah dilakukan sejak beberapa waktu silam.

Seperti yang dilakukan oleh Warga di sekitar Pantai Carita dan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten yang kerap melakukan tradisi sedekah laut.

Tradisi ini biasanya dimulai dengan kenduri dan diikuti warga yang mencari rezeki di sekitar pantai dengan menaiki perahu dengan beramai-ramai.

Usai kegiatan tersebut, makanan dan gunungan yang berisi hasil bumi akan dibawa warga yang menggunakan pakaian tradisional untuk dilarung di lautan.

Setibanya di tepi pantai, sesepuh atau orang yang dituakan oleh warga setempat akan membuka ritual sedekah laut dengan doa. Dan diakhiri dengan melempar kepala kerbau ke lautan, hal itu sebagai bentuk rasa syukur atas limpahan rezeki yang didapat.

2. Jamasan Pusaka

Tradisi satu ini menjadi salah satu ritual yang banyak dipraktekkan di berbagai tempat di pulau Jawa, mulai dari Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Banyak masyarakat percaya bahwa benda pusaka memiliki kekuatan gaib bisa mendatangkan berkah bila dibersihkan dengan baik.

Upacara ini umumnya dilakukan bertahap. Jenis pusaka yang dijamasi mulai dari keris, tombak, maupun benda-benda pusaka lainnya. 

Biasanya tradisi ini dilakukan secara bertahap, mulai dari pengambilan pusaka di tempat penyimpanan, semedi, arak-arakan hingga pemandian.

3. Tapa bisu

Tradisi satu ini biasa dilakukan oleh masyarakat sekitaran keraton Yogyakarta. Ini menjadi salah satu tradisi yang dilangsungkan sebagai sarana introspeksi masyarakat atas hal yang telah diperbuat selama satu tahun ke belakang.

Tiap malam satu suro, abdi dalem Keraton Yogyakarta melakukan tradisi ini dengan mengelilingi keraton tanpa berbicara. 

Tradisi yang juga dikenal dengan nama tradisi mubeng benteng atau keliling benteng ini diprakarsai oleh Sultan Agung, Raja Mataram Islam pertama yang mencetuskan sistem penanggalan Jawa.

Tak hanya sekadar tradisi, lho, sebab kegiatan ini juga dilakukan dalam rangka mengamankan lingkungan keraton. 

Sejak awal dilakukan, tradisi ini pun tidak ada perubahan sama sekali. Tradisi dimulai dari memutar dari sisi kiri atau barat Keraton sesuai dengan arahan falsafah Jawa.

4. Kirab Sura

Di Jawa Tengah, tepatnya di Surakarta tradisi Kirab Sura kerap dilakukan di Keraton Kasunanannya. Pada tradisi malam suro ini, kerbau bule dan benda pusaka milik keraton dikeluarkan.

Prosesi dilakukan menjelang tengah malam, mulai dari pukul 11 malam hari. Rute kirab dilakukan di beberapa jalan menuju timur.

Sepanjang jalur yang dilewati, ratusan orang antusias menunggu kerbau melintas.

Pada tradisi ini juga masyarakat akan berebut sesaji. Adanya sesaji tersebut dipercaya bisa mendatangkan berkah serta keselamatan.

5. Pawai obor

Seperti namanya, pawai obor digelar dengan membawa obor, berjalan beriringan mengelilingi lingkungan sekitar. Ada banyak daerah yang mempraktikkan tradisi ini, khususnya di pulau Jawa.

Biasanya pawai akan digelar setelah shalat Isya dengan berkumpul terlebih dahulu di lapangan. 

Keramaian pawai biasanya akan menarik perhatian warga lainnya hingga bisa memenuhi pinggir jalan. 

Tak sedikit yang turut berdandan unik untuk meramaikan suasana, ada juga yang menghias halaman rumah untuk menyambut momen pergantian tahun.

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut