get app
inews
Aa Read Next : Kenakan Baju Baduy di Australia, Pria Ini Promosikan Wisata Banten ke Dunia

Kolaborasi dengan Mitra Strategis, Cara Gercep Menparekraf Majukan Ekonomi Masyarakat Gampong Aceh

Senin, 08 Agustus 2022 | 14:01 WIB
header img
Menparekraf Sandiaga berkunjung ke Desa Wisata Gampong Ulee Lheue, Banda Aceh dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022. (Foto: Istimewa)

BANDA ACEH, iNewsCilegon.id - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno kali ini berkesempatan untuk mengunjungi Desa Wisata Gampong Ulee Lheue dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.

Wisata religi menjadi daya tarik tersendiri bagi pelancong yang datang ke Desa Wisata Gampong Ulee Lheue yang terletak di Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh.

Dalam kesempatan tersebut, Menparekraf Sandiaga disambut dengan tarian Ranup Lampuan. Tarian selamat datang yang dibawakan oleh anak-anak.

Setelah sesi pemaparan potensi wisata desa itu, Menparekraf Sandiaga diajak untuk masuk ke Galeri Tsunami. Di galeri itu, Sandiaga bertemu dengan Delisa, salah seorang korban Tsunami tahun 2004 yang kisahnya sempat dijadikan film berjudul “Hafalan Shalat Delisa”.

Selanjutnya, Sandiaga dan rombongan masuk ke dalam Masjid Baiturrahim, yang sempat menjadi saksi bisu peristiwa Tsunami tahun 2004 dan kini menjadi Cagar Budaya.

Bersama seluruh rombongan, Sandiaga melanjutkan berjalan kaki menuju pantai cermin untuk melihat atraksi budaya Tarek Pukat, yaitu sebuah cara tradisional saat menangkap ikan yang dipimpin langsung oleh Panglima Laot.

Menurut Mas Menteri-sapaan akrab Sandiaga Uno, Desa Wisata Gampong Ulee Lheue sarat akan sejarah religi yang dapat menjadi daya pikat bagi para wisatawan.

“Salah satu paket wisata religi yang bisa kita tawarkan nanti saat Banda Aceh mudah-mudahan bisa menjadi host International Halal Tourism and Syariah Creative Economy adalah paket bahwa shalat Subuh di Masjid Baiturrahman dan shalat Dhuha-nya di Masjid Baiturrahim. Karena ada sejarahnya, yaitu saat terbakar atau dibakar, Masjid Baiturrahman ada perintah dari Sultan untuk melaksanakan shalat di Masjid Baiturrahim. Jadi, ini yang salah satu menjadi daya tarik, baik sejarah maupun wisata religi,” beber Sandi.

Dalam kesempatan itu, Sandi juga merespons aspirasi dari nelayan yang berharap bantuan untuk pembangunan Pelabuhan Teluk Panjang yang belum tersentuh sejak Tsunami Aceh pada Desember 2004.

“Kami akan memberikan bantuan. Karena ini sudah menjadi 50 desa wisata terbaik, jadi kita patut semuanya untuk mengangkat ini menjadi destinasi unggulan,” ujar Sandi.

Desa Gampong Ulee Lheue berjarak 21,3 km dari Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda yang dapat ditempuh dalam waktu 30 menit.

Bicara daya tarik, desa tersebut memiliki kekayaan alam seperti  Pantai Cermin. Itu merupakan daerah pesisir. Wisatawan dapat menikmati berbagai wisata air seperti menggunakan boat untuk berkeliling di area pantai, dan tempat ini juga merupakan pantai ramah anak karena tersedia juga perahu bebek, taman bermain, serta ruang terbuka hijau untuk bersantai.

Selain itu yang tidak kalah menarik adalah, wisatawan juga dapat menikmati senja dengan secangkir kopi sambil memancing ikan karena pada sore hari banyak berjajar coffee truck yang tentunya juga dipadati oleh pengunjung.

Kemudian, ada Masjid Baiturrahim. Salah satu masjid bersejarah di Provinsi Aceh. Masjid ini merupakan peninggalan Sultan Aceh pada abad ke-17.

Pada saat terjadi gempa dan tsunami 26 Desember 2004 Masjid Baiturrahim adalah satu-satunya bangunan yang tersisa dan selamat, sementara bangunan lain di sekitar masjid hancur.

Kemudian, ada Galeri Tsunami Masjid Baiturrahim, terletak di samping Masjid Baiturrahim yang memajang foto-foto kondisi masjid dan sekitarnya pada saat terjadi gempa dan tsunami.

Selain menjadi galeri, masyarakat juga memanfaatkannya sebagai sentra UMKM Desa Gampong Ulee Lheue.

Bicara seni dan budaya, desa ini memiliki warisan seni berupa Tari Ranup Lampuan. Adalah salah satu tarian tradisional yang terkenal dari Aceh dan sering ditampilkan untuk menyambut para tamu terhormat.

Lalu, ada Tari Rapa’i Geleng, merupakan kesenian tradisional yang berasal dari Aceh dimana gerakan dan syairnya bernapaskan pujian serta salawat, dan masih banyak lagi.

Editor : Novita Sari

Follow Berita iNews Cilegon di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut