JAKARTA, iNewsCilegon.id - Apa yang dilakukan ketika mendapati makanan kegemaran ternyata sudah dikerubuti semut?
Segera membuang semut dari makanan dan tetap memakan makanan tersebut? Atau membuangnya?
Dilansir iNewsCilegon.id melalui akun instagram Info & Tips Sehat Herbal TV, makanan yang sudah dikerubuti semut perlu disangsikan kebersihannya.
Karena kita tidak tahu dengan pasti semut tersebut datang dari mana. Bisa jadi kaki semut melewati bangkai binatang atau sesuatu yang kotor, lalu hinggap di makanan tersebut.
Ada beberapa kasus terjadi pada orang yang mengonsumsi makanan yang dikerubuti semut, efeknya diare, mual hingga muntah.
Artinya, makanan yang sudah dikerubuti semut dapat mengganggu kesehatan, terutama bila orang yang mengonsumsinya sensitif, tidak tahan dengan gangguan.
Selain itu, aroma makanan yang sudah dikerubuti semut juga akan berbeda, sehingga selera makan bisa jadi berkurang dan merasa mual.
Menurut Dokter Devia Irine Putri, bila makanan dikerubuti tidak banyak semut, kisaran 1-2 ekor, tidak akan jadi masalah, karena semut bisa ikut terurai saat masuk ke sistem pencernaan.
Namun, makanan yang sudah dikerubuti semut dalam jumlah yang relatif banyak, berikut beberapa efek yang bisa terjadi:
1. Rongga Mulut Tersengat
Bisa jadi makanan dikerubuti oleh kawanan semut api, apabila dikonsumsi, sebelum masuk dalam sistem pencernaan, akan menyengat rongga mulut dan membuat area itu jadi sakit dan terinfeksi.
Pasalnya, semut api memiliki sengatan yang tajam dan bisa melukai kulit tubuh, termasuk rongga mulut.
2. Diare
Bukan hanya semut api, yang rumahan pun bisa menimbulkan diare apabila dikonsumsi. Kebersihan semut sebelum menempel pada makanan tidak bisa dijamin.
Mengingat, semut bisa datang dari mana saja, termasuk dari tempat-tempat kotor. Ditambah lagi tipe perut yang sensitif, maka kemungkinan diare akan lebih besar.
3. Mual
Gangguan pencernaan yang diakibatkan semut yang menempel pada makanan dan tertelan, selain diare, juga bisa mual
Selain itu, pemicu mual adalah aroma semut yang juga cenderung mengganggu.
Editor : M Mahfud