get app
inews
Aa
Read Next : Pertama di Dunia Ada Jalan Nusantara di Gedung UNESCO, Indonesia Bangga

Waspada! Cacar Monyet Masuk Ke Indonesia, Kenali Penyebab, Gejala dan Pencegahannya

Minggu, 21 Agustus 2022 | 11:30 WIB
header img
Penampakan Orang yang terkena Monkeypox (Foto: Ilustrasi)

JAKARTA, iNewsCilegon.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengonfirmasi kasus pertama cacar monyet di Indonesia. Pasien adalah seorang pria berusia 27 tahun dan memiliki riwayat baru bepergian ke luar negeri.⁠

Pasien tersebut melakukan pemeriksaan PCR dan dinyatakan terkonfirmasi cacar monyet pada Jumat (19/8/2022) malam.⁠

Adapun gejala yang dialami oleh pasien tersebut yaitu demam, pembesaran kelenjar limfa, terdapat ruam di bagian muka, tangan hingga kakinya.⁠

Lalu apa sebenarnya penyakit cacar monyet atau yang secara internasional disebut sebagai monkeypox ini ?

Tentang Cacar Monyet

Dilansir iNewsCilegon.id dari laman litbang kemekes, cacar monyet adalah penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. 

Virus cacar monyet termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola (penyebab cacar), virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar), dan virus cacar sapi.

Cacar monyet pertama kali ditemukan pada tahun 1958. Pada saat itu ditemukan wabah penyakit mirip cacar yang menyerang koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian, hal tersebut yang menyebabkan penyakit ini disebut sebagai cacar monyet atau monkeypox. 

Kasus cacar monyet pertama yang menginfeksi manusia tercatat pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. Sejak saat itu, kasus cacar monyet dilaporkan telah menginfeksi orang-orang di beberapa negara Afrika Tengah dan Barat lainnya, seperti Kamerun, Republik Afrika Tengah, Pantai Gading, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Liberia, Nigeria, Republik Kongo, dan Sierra Leone.

Penularan Cacar Monyet

Virus cacar monyet dapat menular ketika seseorang bersentuhan dengan virus dari hewan yang terinfeksi, orang yang terinfeksi, atau bahan yang terkontaminasi virus. 

Virus juga dapat melewati plasenta dari ibu hamil ke janin. Virus cacar monyet dapat menyebar dari hewan ke manusia melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, ketika menangani atau memproses hewan buruan, atau melalui penggunaan produk yang terbuat dari hewan yang terinfeksi. 

Virus juga dapat menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau luka pada orang yang terinfeksi atau dengan bahan yang telah menyentuh cairan atau luka tubuh, seperti pakaian atau linen.

Cacar monyet ditularkan pula dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan luka infeksi, koreng, atau cairan tubuh penderita. 

Penyakit ini juga dapat menyebar melalui droplet pernapasan Ketika melakukan kontak dengan penderita secara berkepanjangan.

Berbagai spesies hewan telah diidentifikasi rentan terinfeksi virus cacar monyet. Masih ada ketidakpastian tentang sejarah alami virus ini.

Begitu pula sampai sekarang belum diketahui reservoir spesifiknya dan masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Walaupun memiliki nama cacar monyet, namun monyet bukanlah reservoir utama.

Gejala dan tanda cacar monyet

  • Sakit kepala
  • Demam akut >38,5oC
  • Limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening)
  • Nyeri otot/Myalgia
  • Sakit punggung
  • Asthenia (kelemahan tubuh)
  • Lesi cacar (benjolan berisi air ataupun nanah pada seluruh tubuh)

Dalam 1 sampai 3 hari (kadang-kadang lebih lama) setelah munculnya demam, penderita akan mengalami ruam, sering dimulai pada wajah kemudian menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Penyakit ini biasanya berlangsung selama 2−4 minggu. Di Afrika, cacar monyet telah terbukti menyebabkan kematian pada 1 dari 10 orang yang terinfeksi penyakit tersebut.

Pencegahan Cacar Monyet

Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi virus cacar monyet, yang meliputi:

  • Hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi reservoir virus (termasuk hewan yang sakit atau yang ditemukan mati di daerah di mana cacar monyet terjadi).
  • Hindari kontak dengan bahan apa pun, seperti tempat tidur, yang pernah bersentuhan dengan hewan yang sakit.
  • Pisahkan pasien yang terinfeksi dari orang lain yang mungkin berisiko terinfeksi.
  • Lakukan cuci tangan yang baik dan benar setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi.
  • Menggunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien yang terinfeksi
  • Memasak daging dengan benar dan matang

Jika mendapati gejala dan tanda seperti yang tertera di atas diharapkan untuk dapat segera melapor ke fasilitas pelayanan Kesehatan agar dapat segera tertangani.

Editor : Mahfud

Follow Berita iNews Cilegon di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut