Kampung Tobati juga memiliki Taman Wisata Teluk Youtefa. Destinasi tersebut terhampar di wilayah garis pantai Kota Jayapura yang terletak di teluk kecil yang berada di dalam Teluk Yos Sudarso. Taman Wisata ini diapit oleh dua buah tanjung yang menjorok dari samping kiri yaitu Tanjung Pie dan Tanjung Saweri di samping kanan, dan hanya dipisahkan oleh selat kecil yang lebarnya ± 300 meter yang disebut dengan Selat Tobati dan sekaligus merupakan pintu masuk dan keluar.
Di dalam taman tersebut terdapat hutan mangrove dan beberapa hutan sagu. Terdapat pula dua aliran sungai yang bermuara pada Taman Wisata Alam Teluk Youtefa yaitu Sungai Acai dan Sungai Entrop dengan lebar sekitar 20 meter. Kemudian ada Pantai Hamadi, daerah pesisir pantai di Kelurahan Hamadi. Pantai tersebut merupakan daerah hak ulayat Suku Tobati. Posisi daerah pesisir Pantai Hamadi strategis karena berhadapan langsung dengan Teluk Humbolt (Yos Sudarso) di perairan Kota Jayapura yang berbatasan langsung dengan PNG.
Lalu ada Gunung Mher. Merupakan batas timur kawasan Taman Wisata Alam Teluk Youtefa. Gunung itu konon merupakan asal muasal masyarakat Tobati dan Enggros, sehingga oleh masyarakat, gunung ini dianggap mempunyai kekuatan gaib karena dihuni oleh roh-roh leluhur mereka. Dalam melakukan segala kegiatan terutama dalam memilih dan mengangkat ondoafi, masyarakat terlebih dahulu meminta izin ke gunung ini.
Indra kepada awak media berharap, pengelolaan desa wisata tersebut harus menitikberatkan kepada kolaborasi. “Tidak bisa Desa Tobati sendirian. Bekerja sama dengan desa lain. Karena manfaatnya untuk masyarakat. Kalau makin banyak homestay-nya nanti makin bagus, makin banyak pengunjungnya,” ujar Indra.
Sedangkan soal potensi adat dan budaya, desa tersebut memiliki Rumah Adat Kariwari Suku Tobati. Kariwari adalah rumah adat yang dihuni oleh Suku Tobati-Enggros yang tinggal di tepi Danau Sentani, Jayapura. Rumah ini menjadi rumah khusus laki-laki yang berumur sekitar 12 tahun. Ia mencari pengalaman hidup dan mencari nafkah setelah mereka menikah.
Mereka diajarkan menjadi laki-laki yang tangguh, kuat, dan bertanggung jawab serta berani. Klan (suku) yang terdapat di Kampung Tobati adalah Klan Hamadi, Ireuw, Dawir, Haay, Hababuk, Meraudje, Hasor, Injama, Affar, Mano, dan Sremsrem. Ada 2 klan besar yang mengepalai kampung yaitu Klan Hamadi dan Klan Ireuw.
Masyarakat setempat juga memiliki tarian dan nyanyian bagi para wisatawan, yakni Tari Fie (tarian di atas perahu untuk mengantar hasil buruan ke ondoafi), Tari Warpu (tarian pada upacara pelantikan ondoafi besar), tarian pada upacara perkawinan, dan tarian pada saat ondoafi meninggal.
Editor : Novita Sari