get app
inews
Aa Text
Read Next : Serius Perangi Inflasi, Pasar Cikerai Cilegon Kembali Diaktifkan

Inflasi Terkendali, Target Pertumbuhan Ekonomi 2022 Sebesar 5,2% Diproyeksi Tercapai

Jum'at, 26 Agustus 2022 | 06:28 WIB
header img
PT Mandiri Manajemen Investasi menggelar acara Market and Investment Outlook 2022 bertajuk Indonesia’s Strategy to Mitigate Global Inflation Risk di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Kamis (25/8/2022) (Foto: Istimewa)

JAKARTA, iNewsCilegon.idPertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini diproyeksi masih mampu mencapai target yang dicanangkan pemerintah, yaitu sebesar 5,2%.

Optimisme itu merujuk pada pertumbuhan ekonomi kuartal kedua mencapai 5,44%, serta penerapan sejumlah program dalam mengendalikan tingkat inflasi di paruh kedua 2022.

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan bersama Bank Indonesia serta sejumlah stakeholder terkait, telah menyiapkan berbagai langkah strategis, untuk mengantisipasi lonjakan inflasi, terkait rencana kenaikan harga BBM.

Pada acara Market and Investment Outlook 2022 yang bertajuk: Indonesia’s Strategy to Mitigate Global Inflation Risk, yang digelar PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi), hadir sebagai pembicara: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi Masyita Crystallin, Head of Fixed Income Research PT Mandiri Sekuritas Handi Yunianto serta Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam sambutannya menyatakan, kondisi perekonomian Indonesia sangat terpengaruh dengan kondisi perekonomian global. Sebagian besar negara sedang berupaya mengendalikan inflasi sebagai dampak kenaikan biaya energi dan pangan. Namun, kondisi inflasi di Indonesia dinilai masih lebih baik, dibanding negara berkembang lainnya, bahkan dibanding negara anggota G20.

Salah satu faktor penting yang membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di jalur yang tepat, adalah keberhasilan pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 yang dilakukan secara massif ke masyarakat. Melalui pelaksanaan vaksin ketiga dan keempat (booster) serta kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat yang fleksibel, dinilai efektif menjaga perputaran bisnis pelaku usaha khususnya sektor riil dan UMKM.

“Indonesia memahami bahwa efek inflasi global akan mempengaruhi perekonomian dalam negeri maka dari itu Pemerintah mengarahkan fokus saat ini pada pemulihan ekonomi terutama menjaga daya beli masyarakat dan memastikan investasi dapat terlaksana,” ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Kamis (26/8/2022).

Lebih lanjut Luhut Binsar Panjaitan mengapresiasi Mandiri Investasi dan Bank Mandiri karena telah terus mendukung mobilisasi investasi individual menjadi investasi jangka panjang melalui sektor pasar modal di Indonesia.

“Saya berharap peran aktif Mandiri Investasi dapat menumbuhkan basis investor pasar modal terus ditingkatkan untuk mendukung stabilitas perekonomian Indonesia. Bila kita semua kompak tentu tantangan yang kita hadapi dapat dilalui dengan baik,” tegas Luhut.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyatakan bahwa kondisi likuiditas dan fungsi intermediasi perbankan domestik saat ini masih terjaga dalam level yang baik. Kendati demikian, potensi peningkatan Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Indonesia pada September 2022 tetap perlu dicermati.

Namun, kebijakan moneter dan peningkatan suku bunga acuan BI 7DRRR sebesar 25 basis poin menjadi 3,75% yang dilakukan Bank Indonesia (BI) menurutnya telah sejalan dengan strategi bank sentral dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi COVID-19.

“Bank Mandiri dan seluruh anak usaha termasuk Mandiri Investasi yang merupakan bagian dari Mandiri Group, tentunya secara konsisten terus melakukan evaluasi dan kajian terkait dinamika kondisi makroekonomi sehingga dapat melakukan langkah strategis untuk bersama-sama senantiasa mendukung pemulihan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Darmawan.

Untuk sektor investasi, Direktur Utama Mandiri Investasi Aliyahdin Saugi yang kerap dipanggil Adi menjelaskan dalam menyikapi dan melakukan strategi di tengah kondisi IHSG yang fluktuatif dalam mengelola asset kelolaan Mandiri Investasi tidak bersikap reaktif, namun sudah mengantisipasi kondisi market seperti yang terjadi sekarang dengan cara menyiapkan product yang sesuai dengan kebutuhan investasi nasabah.

Tentu dengan kondisi volatile tidak akan memengaruhi investor yang memiliki time horizon yang panjang, namun untuk investor dana jangka pendek dan menengah dapat melakukan asset alokasi ke pendapatan tetap atau money market.

Adi menyatakan sebagai negara emerging market serta kestabilan ekonomi dan fiskal yang kuat tentu Indonesia merupakan negara yang sangat menarik untuk menjadi tempat investasi para manajer investasi global. Hal ini juga terlihat dari rasio PE rata-rata saham di Indonesia yang masih jauh di bawah negara maju, yang artinya masih memiliki potensi pertumbuhan yang sangat tinggi.

Tim riset Mandiri Investasi memperkirakan IHSG di akhir 2022 berada di kisaran 7800-8100. Masih ada peluang kenaikan di kisaran ada 600-1000 poin. Namun tentu banyak factor global yang dapat memengaruhi pergerakan IHSG tersebut, baik domestik maupun secara global.

Sebagai salah satu perusahaan pengelola asset investasi terbesar di Indonesia dengan total AUM sebesar Rp43 triliun per Juni 2022, untuk mencapai target akhir tahun, strategi produk Mandiri Investasi adalah dengan menciptakan varian produk flagship yang meliputi seluruh asset class, yaitu pasar uang, pendapatan tetap, dan saham, yang termasuk didalamnya Index, serta juga tersedia dalam mata uang Rupiah dan US Dollar di seluruh asset class tersebut.

Jika varian-varian tersebut tersedia dan bisa diakses oleh Investor, maka akan tercipta MMI Product Ecosystem, yang bisa mengakomodasi semua kebutuhan, dan profil resiko nasabah.

Melalui strategi tersebut hingga Semester I 2022 terdapat perbaikan kinerja Mandiri Investasi terutama di kelas asset saham offshore dan USD, yang dalam hal ini adalah produk Mandiri Global Syariah Equity Dollar (MGSED) dalam 3 bulan terakhir MGSED mampu mencetak kinerja 10-11%.

Untuk mengantisipasi perkembangan lifestyle digital di Masyarakat Mandiri Investasi bekerjasama dengan hampir semua platform fintech yang ada di masyarakat. Mandiri Investasi juga telah memiliki Platform penjualan produk Reksa Dana milik Mandiri Investasi sendiri yaitu Moinves.

“Melalui platform Moinves ini, nasabah dapat langsung berinvestasi. Bahkan produk terbaru Mandiri Investasi, yaitu Reksa dana Index FTSE ESG, dapat dibeli di Moinves. Promo-promo di Moinves juga banyak, misalnya promo gajian, dan promo autodebet dari rekening Bank Mandiri,” tutup Adi.

Editor : Mohamad Hidayat

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut