DENPASAR, iNewsCilegon.id - Diskusi yang mengupas tentang persiapan arsitektur kesehatan, dibahas dalam Tri Hita Karana (THK) Forum Road to G20 di Kura Kura Bali (27/8) dengan tema “Global Health Architecture: Bali for the World on Health, Resilience, and Happiness – Research Innovation, Healthcare, and Finance Ecosystem”.
Topik yang didiskusikan antara lain: pembangunan infrastruktur kesehatan berupa fasilitas kesehatan berkelas dunia, pengembangan dan pelatihan sumber daya manusia, pembiayaan riset kesehatan dan genomik, inovasi dalam pengiriman obat dan akses perawatan kesehatan, dan pemanfaatan inovasi digital untuk menciptakan ekosistem kesehatan global.
Diskusi ini menghadirkan Budi Gunadi Sadikin - Menteri Kesehatan RI; Sandiaga Uno - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI; Sir Gordon Duff –Pro Vice Chancellor Oxford University (2014 - 2021) dan perwakilan dari asosiasi terkait, akademisi, investor, dan sektor swasta.
Dalam sambutannya, Tantowi Yahya, Executive Lead THK Forum menyatakan, ”Sebagai negara dengan populasi keempat terbesar di dunia, kepulauan terbesar, dan keragaman genomik; maka kesempatan riset di bidang genomik sangat luas di Indonesia.”
Hal senada disampaikan Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin bahwa pandemi telah menciptakan kesempatan bagi Indonesia untuk mengolah ratusan juta data genomik yang akan digunakan sebagai basis penelitian dalam menciptakan inovasi kesehatan agar tumbuh generasi yang lebih sehat di masa mendatang.
Budi menyatakan bahwa salah satu pusat untuk mengembangkan riset genomik adalah di Bali.
Sejalan dengan Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali yang diluncurkan 3 Desember 2021, Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya diversifikasi ekonomi di Bali sehingga tidak hanya tergantung pada satu sektor, yaitu pariwisata saja.
Kementerian Kesehatan telah melakukan beberapa upaya untuk mengolah data genomik tersebut, misalnya membangun pusat riset genomik di Universitas Udayana dan melakukan pertemuan dengan East Venture untuk mendukung bio research di Bali.
“Bali memiliki modalitas untuk membangun dan menyiapkan infrastruktur kesehatan. Untuk itu, kami membuka kesempatan bagi perusahaan asing untuk mendirikan pusat riset dan investasi lainnya di bidang kesehatan di Indonesia. Namun, monetisasi tetap harus dilakukan di Indonesia dan bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Budi.
Editor : Novita Sari