KONAWE SELATAN, iNewsCilegon.id - Bicara potensi wisata, Desa Moramo Sumbersari memiliki air terjun nan indah dimana merupakan salah satu air terjun terindah di Indonesia.
Perjalanan dari Bandara Haluoleo Kendari ke desa ini membutuhkan waktu sekitar 1 jam 30 menit. Berada di Kawasan Suaka Alam Tanjung Peropa yang memiliki luas sekitar 38.937 hektar dimana dikenal sebagai kawasan dengan kandungan marmer terbesar di dunia.
Diperkirakan sekitar 860 miliar kubik marmer tersimpan di Suaka Alam Tanjung Peropa. Terdapat juga binatang khas Sulawesi Tenggara yaitu Anoa dan Burung Rangkok serta satwa lainnya. Moramo menjadi ikon pariwisata di Sulawesi Tenggara berkat keanggunan hutan alamnya dan keindahan cascade.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata (Menparekraf/Baparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyambangi Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Kehadiran Mas Menteri - sapaan Sandiaga Uno- dalam rangka Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 di Desa Wisata Air Terjun Moramo Sumbersari.
Mas Menteri disambut dengan hangat oleh duta wisata yang membawa selendang di atas nampan untuk kemudian menyaksikan tarian penyambutan Suku Tolaki. Unsur pimpinan daerah seperti Bupati Konawe Selatan Surunuddin Dangga juga terlihat tampak menyambut.
Desa Moramo Sumbersari masuk dalam daftar 50 besar desa wisata terbaik dalam ADWI 2022. Tentu bukan perkara mudah. Mereka telah melalui proses uji standar penilaian tim juri yang terdiri dari tujuh kategori. Yakni 1. Daya tarik pengunjung (alam dan buatan, seni dan budaya), 2. Suvenir (kuliner, fesyen, dan kriya), 3. Homestay, 4. Toilet umum, 5. Digital dan kreatif, 6. Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability (CHSE), dan 7. Kelembagaan Desa. Mereka nantinya akan mendapatkan pembinaan dan pendampingan dari mitra strategis Kemenparekraf, yakni Adira Finance.
Bicara seni budaya warisan leluhur, desa tersebut memiliki Tarian Mondotambe dan Umoara, yang mengambarkan penghargaan dan penghormatan terhadap tamu.
Lalu ada Tari Lariangi yang mengadaptasi cerita legenda tentang 7 bidadari yang terkenal. Ditarikan oleh tujuh penari perempuan dengan dua penari pria yang beraksi menggunakan parang. Konon kedua penjaga ini berperan untuk menjaga Air Terjun Moramo.
Editor : Novita Sari