PANDEGLANG, iNewsCilegon.id - Masyarakat Indonesia memiliki banyak tradisi yang secara turun temurun diwariskan hingga saat ini. Salah satunya tradisi munggahan. Tradisi ini umumnya ditemui di kalangan masyarakat sunda.
Apa saja yang dilakukan dalam munggahan? Yuk Simak ulasannya berikut ini.
Dikutip iNewsCilegon.id dari laman Kemendikbudristek, Jumat (17/3/2023), munggahan berasal dari bahasa Sunda yakni 'ungguh' yang artinya naik.
Makna unggahan adalah naiknya ke bulan suci atau tinggi derajatnya.
Dalam masyarakat Sunda, tradisi munggahan dikenal sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT dan bertujuan membersihkan diri dari hal-hal buruk selama satu tahun sebelumnya.
Tujuan munggahan adalah agar masyarakat bisa terhindar dari hal-hal buruk ketika berada di bulan Ramadhan.
Munggahan biasanya dilaksanakan menjelang akhir bulan Syaban atau satu hari sebelum Ramadhan. Ada pula yang melaksanakannya satu atau dua minggu sebelum Ramadhan.
Dilansir iNewsCilegon.id dari berbagai sumber, ada beragam kegiatan yang dilakukan masyarakat sunda saat melakukan tradisi munggahan.
Munggahan bisa berupa kumpul-kumpul bersama keluarga, makan bersama atau babacakan (masyarakat di Kabupaten Pandeglang menyebutnya), saling memaafkan dan ditutup dengan doa bersama.
Ada pula yang melakukan ziarah ke makam keluarga dan sanak saudara menjelang masuk bulan puasa.
Tradisi munggahan juga bisa berupa sedekah munggahan, yang dilakukan sehari sebelum masuk bulan Ramadhan.
Kegiatan lain yang dilakukan adalah pulang kampung atau mudik di awal Ramadhan untuk melakukan tradisi munggahan bersama sanak saudara.
Selain itu, munggahan juga dilakukan dengan cara membersihkan tubuh yang diyakini merupakan bentuk amalan sunnah dalam masyarakat Jawa Barat.
Itulah ulasan tentang munggahan yang dilaksanakan sebelum memasuki bulan Ramadhan. Kalau ditempatmu, tradisi munggahannya seperti apa?
Editor : M Mahfud