get app
inews
Aa Read Next : PPI Berlin Diharapkan jadi Solusi Atasi Shock Culture Mahasiswa Baru di Jerman

Kombes Shinto: Ledakan Dahsyat di Cimanggu Bom Ikan

Senin, 10 Januari 2022 | 22:01 WIB
header img
Polda Banten memastikan ledakan di Cimanggu berasal dari bom Ikan setelah melakukan olah TKP, Senin (10/1/2022) - Foto: Bidhumas Polda Banten.

SERANG, iNews.idLedakan dahsyat yang terdengar hingga radius 10 km di Cimanggu, Kabupaten Pandeglang ternyata berasal dari bom ikan. Ledakan ini meratakan sebuah rumah pada Minggu (9/1) sekitar pukul 20.30 WIB lalu. 

Akibat ledakan, satu orang meninggal dunia atas nama UL (41) yang berprofesi sebagai ojek pangkalan. Dan Istri UL yaitu LI (40) mengalami luka berat.

Kepastian sumber ledakan adalah bom ikan setelah Polda Banten melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Kabid Humas Polda Banten, Kombes Shinto Silitonga menyatakan hari ini Polda Banten menerjunkan Unit Jibom Satbrimob. Selanjutnya olah TKP dilakukan Unit Inafis Ditreskrimum Polda Banten.

“Paralel dengan itu, Biddokes Polda Banten juga telah melakukan otopsi atas tubuh UL di RSUD Berkah Pandeglang,” kata Kombes Pol. Shinto Silitonga seperti dalam siaran pers yang diterima iNews Cilegon, Senin malam (10/1/2022).

Dari rangkaian penyelidikan, ditemukan beberapa bungkus plastik kecil sisa flash powder, serbuk belerang, potasium, termasuk alat tumbuk, dan saringan.

“Dapat disimpulkan bahwa sumber ledakan berasal dari bahan peledak yang digunakan untuk membuat bom ikan, efek ledakan cenderung low explosive, bukan jenis bahan peledak yang dibuat oleh jaringan terorisme,” tegas Shinto Silitonga.

Apalagi, Unit Jibom Satbrimob Polda Banten juga tidak menemukan power dan initiatior. Alat ini biasa digunakan oleh kelompok terorisme yang senantisa memadukan power, initiator, explosive, switching, casing dan countainer dalam setiap aksi pembuatan bom.

“Dari karakter bahan peledak yang ditemukan di TKP, tidak ada power dan initiatornya, sehingga disimpulkan bahwa bahan peledak itu bukan bom untuk aksi teroris, namun digunakan untuk menangkap ikan dengan bahan peledak,” kata Shinto Silitonga.

Kesimpulan ini makin kuat dari dari hasil otopsi korban UL yang meninggal, tidak menemukan adanya material gotri, paku dan material berbahaya lainnya pada tubuh UL (41).

“Dokter forensik yang melakukan otopsi berkeyakinan bahwa dari dampak bahan peledak pada tubuh manusia, tidak ada material berbahaya yang biasa digunakan dalam bom oleh kelompok teroris,” ungkap Shinto Silitonga.

Penyelidikan saat ini terus berjalan untuk dapat menjawab mengapa ditemukan bahan peledak di rumah UL yang mengakibatkan istrinya, LI (40) ikut terluka parah.

“Dari catatan kriminal di Ditpolairud Polda Banten, ada beberapa nama yang menjadi target operasi karena perkara penggunaan bom ikan di sekitar TKP. Informasi ini pasti akan didalami sehingga dapat diketahui siapa pelaku yang memasok bahan peledak ini ke TKP,” jelas Shinto Silitonga.

Editor : Usep Sholehudin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut