CILEGON, iNewsCilegon.id – Warga Cilegon melakukan pemberontakan Geger Cilegon terhadap Pemerintah Belanda pada 9-30 Juli 1888. Alasan pemberontakan terungkap dalam arsip Belanda.
Peristiwa pemberontakan yang menewaskan banyak pejabat Belanda di Cilegon ditulis dalam buku berjudul Pemberontakan Petani Banten 1888.
Buku ditulis sejarahan dari UGM Prof Sartono Kardirdjo yang mengantarkannya meraih gelar doktor sejarah.
Dalam buku tersebut juga dilampirkan alasan warga Cilegon melakukan pemberontakan pada tahun 1888.
Kesaksian warga Cilegon mencuat dalam pengadilan yang dilakukan pemerintah Hindia Belanda. Kesaksian dicatat dalam Laporan Direktur Departemen Dalam Negeri Pemerintah Hindia Belanda, 18 September 1888.
Berikut alasan beberapa warga Cilegon melakukan Pemberontakan Geger Cilegon seperti dikutip dari buku Pemberontakan Petani Banten 1888.
1. Yakhya dari Beji:
Huru-hara disebabkan oleh adanya larangan untuk melakukan ibadah salat yang dikeluarkan oleh pemerintah Hindia Belanda.
2. Raimin dari Tunggaltulung:
Yakhya dari Beji, Haji Arja dari Marapit, dan Haji Jafar dari Gunungsantri mengatakan kepadanya bahwa kerusuhan itu dikobarkan untuk membela kepentingan rakyat biasa, yang banyak di antaranya harus membayar pajak usaha dan pajak perseorangan, meskipun mereka sebenarnya tidak dapat dikenakan pajak-pajak itu.
3. Usup dari Jombang Wetan:
Haji Wasid atau Ki Wasyid mengatakan kepada saya bahwa semua orang yang menerima gaji dari pemerintah harus ditangkap.
4. Haji Maki dari Kubangwuluh:
Haji Urip telah memerintahkan saya untuk mengerahkan rakyat supaya mendirikan sebuah kerajaan.
5. Haji Madinah dari Cibeber:
Haji Wasid (Ki Waysid) mengatakan kepada saya bahwa penarikan pajak menjadi semakin memberatkan. Meskipun pemungutan pajak belum tiba, rakyat sudah diharuskan membayar berbagai pajak.
Editor : M Mahfud