LABUAN, iNewsCilegon.id- Pemerintah telah mendirikan jembatan penyebrangan orang (JPO) untuk menghubungkan Desa Teluk ke Pasar Ikan Labuan dengan megah. Namun rupanya warga lebih memilih untuk menaiki perahu getek yang sederhana sebagai sarana penyebrangan.
Salah satu warga Kusniawati mengatakan alasannya masih memilih jasa perahu getek.
"Kalau nyebrang lewat jembatan turunnya gak nyaman, karena becek, kan posisi turunnya itu pas diarea yang banyak lapak pedagang ikan," katanya Senin (09/05/2022).
"Makanya saya lebih sering naik getek, selain murah juga nyaman, ongkosnya Rp 2 ribu kalau pulang pergi Rp 3 ribu," tukasnya.
Pengayuh Perahu Getek, Jamilin (65) Warga Kampung Teluk Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, mengatakan, ia menjadi pengayuh getek sudah lebih dari 20 tahun.
Usaha ia teruskan karena tak ada pilihan lain mengingat usianya makin menua. Saat muda, ia adalah seorang nelayan.
"Sejak usia saya 40 tahun saya sudah mulai usaha ini," kata Jamilin.
Ia mengaku jasa perahu getek tak seramai dulu. Meski begitu pendapatannya tetap bisa membantu ekonomi keluarga.
Jamilin mengaku, pendapatannya berkisar Rp 20 ribu hingga Rp 100 ribu per hari.
"Untuk usia seperti saya sudah gak ada yang mau ngajak pergi melaut. Akhirnya fokus narik getek, kadang kalau lagi sepi dapat Rp10- 20 ribu, kalau lagi ramai Rp70 ribu-100 ribu," ujarnya.
Jamilin menambahkan, dirinya menarik perahu getek tidak setiap hari.
"Kalau nelayan lagi pada ke laut itu kesempatan buat saya untuk mengais rezeki seperti saat ini. Tapi kalau nelayannya lagi pada libur saya gak bisa narik karena nggak ada akses buat getek saya jalan, penuh sama kapal dan perahu nelayan," terangnya.
Saat ia tak bisa menarik getek, saat itulah penderitaannya muncul.
"Bingung beli beras untuk makan keluarga," cetus Jamilin.
Editor : M Mahfud