BPS Sebut Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,01 Persen

JAKARTA, iNewsCilegon.id - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2022 secara year on year (YoY) tumbuh 5,01 persen.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut pertumbuhan disebabkan semakin pulihnya aktivitas ekonomi masyarakat.

Baca Juga

Tak Jelas Pembangunannya, Warga Desak Reaktivasi Kereta Api Labuan Rangkas Segera Dilakukan

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan meski tumbuh secara YoY, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I (Q1) 2022 mencapai terkontraksi 0,96 persen (qtq) dibandingkan dengan Q4 2021.

Neraca perdagangan pada Q1 2022 mengalami surplus USD9,33 miliar. Beberapa komoditas unggulan ekspor Indonesia mengalami peningkatan harga pada Q1 2022, antara lain CPO, batu bara, minyak mentah, timah, tembaga, dan nikel.

"Tak hanya itu, aktivitas produksi, konsumsi, dan investasi di Q1 2022 meningkat secara yoy," kata Margo dalam rilis resmi BPS di Jakarta, Senin (9/5/2022).

Baca Juga

Inflasi Terkendali, Target Pertumbuhan Ekonomi 2022 Sebesar 5,2% Diproyeksi Tercapai

Berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI), kapasitas produksi terpakai industri pengolahan meningkat sebesar 72,45 persen, indeks penjualan eceran riil tumbuh sebesar 12,17 persen, dan Prompt Manufacturing Index BI mencapai 51,77 persen, lebih tinggi dari 50,01 persen pada Q1 2021.

Kemudian, berdasarkan data dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, konsumsi listrik untuk segmen industri tumbuh sebesar 15,44 persen.

"Dari data kami, untuk impor barang modal, bahan baku, dan barang konsumsi, masing-masing tumbuh sebesar 30,68 persen, 33,44 persen, dan 11,77 persen dibandingkan Q1 2021. Jumlah penumpang angkutan udara tumbuh sebesar 58,13 persen, dan jumlah wisman melalui pintu utama tumbuh sebesar 228,24 persen," terang Margo.

Baca Juga

Pemerintah Optimistis Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2022

Gaikindo pun mencatat bahwa penjualan mobil penumpang tumbuh sebesar 45,95 persen.

Sementara itu, Kementerian Keuangan mencatat bahwa penerimaan PPh pasal 21 tumbuh sebesar 18,8 persen dan penerimaan PPh badan tumbuh sebesar 136 persen.

"Seiring dengan membaiknya kondisi pandemi COVID-19, belanja barang dan kebutuhan sosial khususnya untuk penanganan COVID-19 dan masyarakat terdampak turun, masing-masing sebesar 33,99 persen dan 30,22 persen," pungkasnya.

Editor : Mohamad Hidayat