JAKARTA, iNewsCilegon.id - Keterlibatan masyarakat dalam perjuangan meraih kemerdekaan tidak hanya dilakukan oleh para pribumi saja.
Mereka yang merupakan warga keturunan asing, termasuk dari jazirah Arab, juga turut berperan dalam terciptanya kemerdekaan. Berikut adalah tokoh-tokoh keturunan Arab yang berjasa dalam kemerdekaan Indonesia.
1. Abdurrahman Baswedan
Abdurrahmah Baswedan atau AR Baswedan lahir pada 9 September 1908 di Surabaya, adalah salah satu tokoh keturunan Arab yang ikut berpartisipasi dalam kemerdekaan Indonesia.
AR Baswedan mengajak masyarakat keturunan Arab lainnya untuk turut berjuang menggapai kemerdekaan. Pria kelahiran Surabaya tahun 1908 itu rupanya adalah kakek Gubernur DKI Jakarta saat ini, Anies Baswedan.
Semasa hidup, AR Baswedan pernah bekerja sebagai wartawan di sebuah surat kabar. Meskipun keturunan Arab, namun secara tegas ia menunjukkan sikap ke-Indonesia-annya dan tampil menggunakan blangkon serta beskap.
Sejarah mencatat, AR Baswedan pernah menjadi bagian BPUPKI dan turut bergabung dalam tim Agus Salim ketika berkeliling ke Timur Tengah sampai Indonesia mendapatkan pengakuan dari Mesir.
AR Baswedan juga pernah menjabat sebagai wakil menteri penerangan Indonesia ke-2, dimasa kepemimpinan Presiden Ir. Soekarno pada tahun 1947-1947.
2. Habib Idrus bin Salim Al-Jufri
Habib Idrus bin Salim Al-Jufri atau Guru Tua merupakan seorang ulama dan pejuang yang mencurahkan hidupnya untuk pembangunan bangsa di bidang pendidikan dan dakwah Islam. Ia membangun basis pendidikan di wilayah Sulawesi Tengah.
Pria asal Hadramaut kelahiran 15 Maret 1892 itu melakukan kunjungan pertamanya ke Indonesia saat berusia 17 tahun.
Kunjungan keduanya dilakukan pada 1922 dan menetap di Pekalongan, Jawa Tengah. Untuk menyambung hidup, ia berjualan batik dan pindah ke Solo untuk menjadi guru di sebuah madrasah.
Idrus mulai membangun sekolah pertamanya di Palu, Sulteng dengan biayanya sendiri. Dengan nama Alkhairaat, Idrus merintis pendidikan agama Islam di masa penjajahan.
Habib Idrus bin Salim Al-Jufri sudah membangun 420 madrasah semasa hidupnya, yang tersebar di Sulawesi, Kalimantan, Maluku, hingga Papua.
3. Faradj bin Said
Faradj adalah seorang pedagang keturunan Yaman yang berjasa dalam detik-detik kemerdekaan Indonesia.
Melansir dari berbagai sumber, Faradj adalah pemilik rumah di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini yang menjadi tempat dibacakannya teks proklamasi. Rumah itu diketahui juga menjadi tempat tinggal sementara Soekarno menjelang pembacaan proklamasi.
Namun, rumah bersejarah itu sudah dihancurkan pada 1962 untuk dibangun Gedung Pola, setelahnya dibangunlah monumen Tugu Proklamasi.
Kebenaran penggunaan rumah Faradj sebagai lokasi penuh sejarah itu terungkap dalam surat dari pemerintah yang diwakilkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perhubungan RI HM Sitompul pada 14 Agustus 1950.
Melalui surat itu, pemerintah mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Faradj lantaran telah meminjamkan kediamannya.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait