5 Hewan Langka di Indonesia yang Terancam Punah, Salah Satunya Badak Cula Satu Ujung Kulon

JAKARTA, iNewsCilegon.id - Ada cukup banyak spesies hewan yang terancam punah akibat aksi perburuan liar yang merajalela di berbagai penjuru dunia. Perburuan yang tidak terkendali sangat membahayakan sejumlah spesies hewan yang statusnya terancam punah.

Salah satunya terjadi di Indonesia yang memiliki kekayaan alam luar biasa, termasuk jenis flora dan faunanya. Bahkan, beberapa spesies hewan yang hampir punah dan langka hanya ada di hutan-hutan di Indonesia.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah hewan-hewan langka dan terancam punah di Indonesia.

1. Komodo

Komodo merupakan spesies kadal terbesar di dunia dan hewan endemik Indonesia. Komodo hanya bisa ditemui di Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Flores dan pulau terdekat lainnya di NTT.

2. Orangutan

Orangutan merupakan hewan endemik yang ada di Pulau Kalimantan dan sebagian Pulau Sumatera.

Banyaknya pembalakan liar di hutan membuat habitat Orangutan terancam, dan berkurangnya pasokan makanan di alam.

3. Harimau Sumatera

Harimau Sumatera merupakan salah satu dari 6 sub spesies hariamu yang ada di dunia yang masih hidup hingga saat ini. Populasi di alam liar tidak lebih dari 400 ekor.

4. Badak Bercula Satu

Badak bercula satu merupakan salah satu hewan yang terancam punah dan hanya bisa ditemui di Taman Nasional Ujung Kulon.

Badak Jawa statusnya terancam kritis karena populasinya yang sedikit di alam bebas dan ketidadaannya di kebun binatang manapun. 

Badak Jawa berkemungkinan adalah mamalia terlangka di bumi. Terdapat 50-60 badak Jawa yang hidup di Taman Nasional Ujung Kulon, Pandeglang, Banten. 

Berkurangnya populasi badak Jawa dapat diakibatkan oleh pemburuan, terutama karena culanya yang dianggap berharga dalam pengobatan tradisional Tionghoa, yang dapat berharga US$30.000 per kilogram di pasar gelap.

5. Kura-kura Leher Ular Rote

Sesuai namanya, kura-kura ini mempunyai leher yang panjang seperti ular. Kura-kura ini hanya bisa ditemukan di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.

Editor : Mahfud