Bagaimana Mencegahnya?
Menurut dr. Allen, bakteri dan virus Pneumonia menyebar dengan cepat melalui percikan air liur ketika penderita batuk atau bersin.
"Pneumonia sebenarnya mudah untuk dicegah. Menerapkan gaya hidup bersih merupakan salah satu kunci utama. Praktikkan kebiasaan rajin mencuci tangan dengan sabun dan menerapkan etika batuk dan bersin saat berada di tempat umum. Selain menjaga kebersihan, penting juga menjalankan pola hidup sehat dengan rutin berolahraga dan konsumsi makanan sehat dan bergizi," ucap dr. Allen.
"Cara kedua yang juga dapat dilakukan, imunisasi Pneumonia atau PCV (Pneumonococcal Conjugate Vaccines)," serunya.
Pemberian Vaksin Pneumonia pada Anak
Kabar gembira karena Kementerian Kesehatan RI menyebutkan bahwa Imunisasi Pneumokokus Konyugasi atau PCV kini menjadi satu dari 14 jenis imunisasi yang wajib diberikan untuk anak-anak Indonesia dalam melindungi dari penyakit berbahaya termasuk Pneumonia atau radang paru. Program ini menyasar 4,6 juta anak dan balita di seluruh Indonesia.
Ternyata, tak hanya melindungi dari Pneumonia, imunisasi ini juga dapat mencegah anak terkena stunting atau tubuh pendek. Sebab, Pneumonia tidak hanya menyebabkan radang paru namun juga mengganggu asupan gizi penderitanya.
dr. Prima Yosephine, MKM., Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes menyebutkan, untuk pencegahan penyakit Pneumonia yang disebabkan oleh hemofilus influenza tipe B sudah dilakukan di Indonesia dengan mengintroduksi vaksin HI-B yang dikombinasikan dengan vaksin DPT HB sehingga pemberiannya dalam bentuk vaksin DPT HB ke dalam Program Imunisasi Nasional, dan sudah dilaksanakan sejak 2013.
"Menjadi lebih efektif bila dibarengi dengan pemberian imunisasi pneumokokus konjugasi atau PCV. Vaksin Pneumonia penting diberikan sejak dini, sejak bayi berusia dua bulan, diberikan sebanyak tiga kali. Pemberian vaksin PCV untuk anak-anak ini juga sudah dimasukkan dalam Program Imunisasi Nasional, dan sudah diluncurkan secara resmi oleh Menteri Kesehatan pada 12 September 2022 lalu," tegas dr. Prima.
Ikatan Dokter Anak Indonesia menyarankan, pemberian vaksin PCV pada anak diberikan sebanyak tiga kali, plus satu kali sebagai boosting atau vaksin penguat. Pemberian pertama adalah saat anak berusia 2 bulan, lalu 4 bulan, dan 6 bulan. Adapun vaksin tambahan ketika usia anak 12-15 bulan.
Bila anak belum mendapat vaksin hingga berusia 7-12 bulan, pemberian vaksin adalah sebanyak dua kali dengan interval satu bulan. Sedangkan jika anak belum juga menerima vaksin ketika berumur 1-2 tahun, vaksin diberikan dua kali dengan jarak pemberian dua bulan. Dan bagi yang belum divaksin sampai umurnya 2-5 tahun, vaksin juga diberikan dua kali dengan interval dua bulan.
Memeringati Hari Pneumonia Sedunia, Pfizer menggelar media workshop 11-12 November 2022 di Hotel Aryaduta Karawaci Tangerang. Foto: Novita Sari
Vaksin Menurunkan Angka Kematian
Pneumonia dapat diobati jika terdiagnosa sedini mungkin dan dapat dicegah dengan vaksinasi.
Ini terbukti di negara-negara dimana imunisasi PCV merupakan bagian dari program imunisasi rutin.
Sebuah penelitian yang terbit di The Lancet menyebutkan, secara global, episode klinis Pneumonia pada anak, berkurang 22 persen dari 178 juta pada 2000 menjadi 138 juta pada 2015 setelah adanya vaksinasi.
Bayi dan anak menjadi perhatian utama karena masuk kelompok paling berisiko lantaran belum memiliki sistem imun yang matang. Karena itulah para pakar kesehatan menyarankan pemberian vaksin Pneumonia untuk anak sesuai dengan jadwal.
Bila terlambat, masih ada kesempatan melindungi anak dari Pneumonia hingga usianya lima tahun. Konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapat informasi lebih lanjut.
Editor : Novita Sari