get app
inews
Aa Read Next : Mudik Gratis Pemkot Cilegon Siap Angkut 2.160 Pemudik

Performa 4 Saham Rokok di Bursa Efek Indonesia, 3 Masih Kecut, 1 Mulai Harum

Minggu, 08 Januari 2023 | 08:38 WIB
header img
GGRM (Gudang Garam) sempat mengalami periode uptrend panjang. Pada 1 Oktober 1998, GGRM berada di harga Rp3.500 dan melompat ke harga Rp100.975 pada 1 Maret 2019. Kini GGRM tengah terpuruk di periode downtren. Foto: Mada Mahfud/iNews Cilegon

3.    WIIM Lepas dari Downtrend

WIIM adalah kode saham untuk perusahaan rokok Wismilak (PT Wismilak Intimakmur Tbk). Saham WIIM mengalami penurunan panjang (downtrend) sejak 2012 hingga mencapai titik nadir di musim Covid-19.

Pada tahun 2012, saham WIIM berharga sekitar Rp1.000-an dan mencapai titik terbawah di harga Rp67 per saham pada 1 Maret 2020.  Namun setelah itu WIIM kembali naik hingga Rp1110 pada 1 April 2021.

Pada Jumat (8/1/2023), saham WIIM mencapai harga Rp630 per lembar saham yang menunjukkan telah lepas dari periode downtrend.

Jika dibandingkan dengan HMSP dan GGRM, WIIM sudah mulai pulih sejak terpuruk di musim Covid-19. Sedangkan HMSP dan GGRM masih terus melanjutkan periode downtrend.

4.    ITIC Masih Downtrend

ITIC adalah kode saham untuk PT Indonesian Tobacco Tbk. Saham ITIC sempat mengalami periode uptrend sejak melantai di bursa pada tahun 2019-2020. Pada puncaknya, harga saham ITIC adalah Rp4.450 per lembar saham pada 1 Maret 2020.

Namun setelahnya terus menurun hingga harga terendah Rp226 pada 19 Desember 2022.

Pada Jumat (6/1/2023), saham ITIC nongkrong di posisi Rp252 per lembar saham.  Itu menandakan ITIC masih mengalami periode downtrend.

Demikian Performa 4 Saham Rokok di Bursa Efek Indonesi. GGRM, HMSP dan ITIC masih mengalai periode downtrend. Sementara WIIM sudah lepas dari periode downtrend

Saham Bentoel Delisting

Sebenarnya ada satu lagi yaitu saham PT Bentoel Internasional Investama Tbk dengan kode saham RMBA. Namun perusahaan ini menginginkan keluar dari bursa saham. Saat ini proses delisting terus bergulir.

Dalam sejarahnya di BEI,  RMBA tidak semoncer GGRM dan HMSP.

Memang ada lonjakan tertinggi pada 1 Februari 2000 dengan harga saham mencapai Rp1,280 dari posisi terendah Rp115 pada 1 Desember 2005.

Tetapi setelah itu turun hingga Rp306 pada 5 Agustus 2022. Sejak itu harga saham RMBA tak lagi dipedagangkan.

Demikian performa 4 saham rokok di Bursa Efek Indonesi yaitu GGRM, HMSP dan ITIC serta plus saham Bentoel (RMBA) yang akhirnya delisting. Semoga informasi ini bermanfaat bagi pemerhati bursa dan para trader saham.

 

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut