JAKARTA, iNewsCilegon.id - Waspadai jika anak mengalami gejala-gejala seperti; banyak makan, banyak minum, banyak kencing dan mengompol, berat badan menurun drastis, kelelahan, dan mudah marah. Bisa jadi itu gejala diabetes.
“Apalagi jika anak yang sudah tidak mengompol, kemudian ngompol lagi. Tolong coba segera cek gula darahnya. Bisa ke fasilitas kesehatan ataupun cek sendiri dengan glukometer. Normalnya, kadar gula darah anak adalah 100-200 mg/dl. Jika di atas 200, segera pergi ke dokter,” ujar Prof. Aman B. Pulungan, MD, Ph.D, Sp.A(K), FAAP, FRCPI (Hon.), Dokter Spesialis Anak Konsultan Endokrinologi di acara Media Workshop “Cegah Diabetes Prematur pada Anak dan Remaja” yang diselenggarakan oleh PT Prodia Widyahusada Tbk. di Paloma Restaurant, Hotel Des Indes, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa, 28 Maret 2023.
Kegiatan ini dihadiri oleh Dewi Muliaty – Direktur Utama Prodia, Indriyanti Rafi Sukmawati – Direktur Business & Marketing Prodia, dr. Muhammad Fahrisal Arief – Plt. Kepala Seksi Penyakit Tidak Menular, Kesehatan Jiwa, dan NAPZA Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Prof. Aman B. Pulungan, MD, Ph.D, Sp.A(K), FAAP, FRCPI (Hon.) – Executive Director of International Pediatric Association, dan Matthew Justyn S.Si – Product Specialist Prodia.
Harus diketahui, diabetes yang umumnya terjadi pada orang dewasa, saat ini menjadi salah satu risiko kesehatan yang patut diwaspadai karena dapat terjadi pada anak-anak dan remaja. Pasalnya, beberapa tahun belakangan ini Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan kasus diabetes mellitus tipe-1 (DM tipe-1) pada anak meningkat sebanyak 70 kali lipat sejak tahun 2010 hingga 2023.
Peningkatan kasus ini tentunya memprihatinkan ditambah lagi dengan minimnya pemahaman terkait skrining, deteksi, pencegahan dini, dan penanganannya.
Ada dua kategori diabetes yang umumnya dijumpai, yaitu diabetes mellitus tipe 1 (DM tipe-1), diabetes mellitus tipe 2 (DM tipe-2), dan tipe lain-lain.
DM tipe-1 disebabkan genetik dan autoimun yang bisa terjadi pada anak karena salah satu atau kedua orangtua memiliki diabetes. Sedangkan, DM tipe-2 biasanya terjadi akibat gaya hidup yang tidak sehat, berat badan yang berlebihan, dan kurangnya aktivitas fisik yang biasanya terdiagnosis pada usia pubertas atau lebih dewasa.
Editor : Novita Sari