Di Pulau Galang itulah, kemudian didirikan sebuah kamp pengungsian dengan membuka lahan seluas kurang lebih 80 hektar bagi mereka yang kebanyakan dari Vietnam.
Sebelumnya, para 'manusia perahu' itu mendarat di beberapa daerah di Kepulauan Riau, seperti di Tanjungpinang, Pulau Natuna, Tarempa, Anambas, dan sebagainya.
Menurut catatan sejarah, ada sekitar 250-an ribu pengungsi dari Vietnam di kamp Pulau Galang dan selama pengungsian hingga 10-an tahun itu, mereka diberikan fasilitas kesehatan, sekolah, dan beberapa tempat ibadah. Ada juga pengungsi yang meninggal di sana yang kemudian dimakamkan di area kamp.
Mereka datang ke pulau Galang dengan perahu dalam kondisi yang memprihatinkan. Mereka menumpang perahu berjumlah besar sekitar 40 hingga 100 pengungsi, melakukan perjalanan dengan sempit ke dalam satu perahu kecil dan mengapung berbulan-bulan di Laut China tanpa tujuan yang jelas dikarenakan kondisi perang Saudara di Vietnam.
Seperti kita ketahui, Kampung Vietnam merupakan tempat bekas pengungsian warga Vietnam yang menjadi korban perang 1975-1996. Selama kurun waktu yang lama ini, banyak peninggalan yang dapat dilihat secara langsung, seperti candi, gereja, bahkan tempat tinggal mereka saat mengungsi, masih utuh sampai sekarang.
Namun pada saat pandemi, Covid-19 pada Maret 2020 di tempat bekas pengungsian Vietnam, pemerintah Indonesia mengoperasikan sebagai Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) untuk pasien yang terinfeksi virus SARS-CoV2 (Covid-19) di Pulau Galang.
Rumah sakit ini khusus merawat Pekerja Migran Indonesia dari negara tetangga, antara lain Singapura dan Malaysia.
Editor : M Mahfud