Bertepatan dengan itu, Jaksa melaporkan bahwa disebuah tikungan jalan dekat Camara, ia melihat rombongan Ki Wasyid sedang berada disana. Kemudian Kapten Veenhuyzen memerintahkan seorang serdadu bernama Neuman, untuk menemui rombongan itu, dan memerintahkan menyerah, namun dibalas dengan tembakan-tembakan.
Terjadilah pertempuran jarak dekat yang cukup dahsyat, dan di pihak pasukan pemerintah jatuh beberapa korban, empat orang mendapat luka-luka, seorang diantaranya dalam keadaan cukup parah.
Kemudian pasukan Ki Wasyid pun terdesak dan para syuhada pun gugur. Ada beberapa yang dapat menyelamatkan diri, sebanyak 6 orang, diantaranya adalah : Haji Jafar, Haji Arja, Haji Saban, Ahmad, Yahya dan Saliman, yang walau pun pada akhirnya dapat ditangkap kemudian.
Dan keesokan paginya tanggal 30 Juli 1888, pukul 10, pasukan pemerintah mengangkut 11 jasad para syuhada dibawa ke Cilegon untuk diidentifikasi. Mereka dimasukan kedalam kelompok yang tewas di Cisiit, yaitu : Ki Wasyid dari Beji distrik Cilegon, Haji Abdulgani dari Arjawinangun distrik Keramatwatu, Haji Abdulgani dari Beji distrik Cilegon, Haji Khatab dari Sempu distrik Cilegon, Haji Jaya dari Citangkil distrik Cilegon, Kiyai Haji Tubagus Ismail dari Gulacir distrik Keramatwatu, Haji Kasan dari Sempu distrik Cilegon, Haji Mohamad Ali dari Kubangwatu distrik Cilegon, Haji Rameli dari Gulacir distrik Keramat Watu, Haji Ratib dari Kubangwatu distrik Cilegon, Haji Tohar dari Mamengger distrik Cilegon, Haji Usman dari Tunggak distrik Cilegon.
“Semoga para syuhada ini mendapatkan tempat yang mulia disisi Nya, serta kepada kita sekalian diberikan kekuatan untuk mengangkat serta mengenang pengorbanan mereka sehingga nama-nama ini tidak terlupakan dan ikut terkubur bersama jasadnya,” doa Bambang Irawan, Sutradara Film Geger Cilegon.
Editor : M Mahfud