get app
inews
Aa Read Next : Mudik Gratis Pemkot Cilegon Siap Angkut 2.160 Pemudik

Geger Cilegon: Bertempur Hingga Akhir, Fase Gerilya Pasukan Cilegon ke Banten Selatan

Rabu, 29 Juni 2022 | 09:26 WIB
header img
Ki Wasyid menjadi salah pemimpin Pasukan Cilegon untuk memerdekakan diri dari penjajahan Belanda pada 9 Juli 1888. Kisah ini dikenal sebagai Geger Cilegon. Foto: M Mahfud/iNews Cilegon.

CILEGON, iNewsCilegon.id – Keberhasilan Cilegon memerdekakan diri pada 9 Juli 1888, membuat Belanda mengerahkan pasukan besar-besaran termasuk pasukan dari Batavia. Kalah jumlah dan persenjataan, Pasukan Cilegon terdesak. Mereka memilih melancarkan Perang Gerilya dengan menyusuri Banten Selatan.

Begitu berbahayanya Pasukan Cilegon, Belanda pun terus mengejar. Bagi Belanda, Pasukan Cilegon harus segera dikalahkan.

Menurut Bambang Irawan, Sutradara Film Geger Cilegon, untuk kategori pengejaran akhir dimulai dari tanggal 16 Juli 1888, ketika pasukan Ki Waysid meninggalkan kawasan yang saat ini dikenal sebagai kawasan PT Krakatau Steel.

"Cilegon dikuasai sepenuhnya oleh para pejuang dengan nyaris semua orang Belanda tewas," kata Bambang Irawan kepada iNews Cilegon, Rabu (29/6/2022).

BACA JUGA:

Warga Cilegon Akan Serbu Sumur Pandeglang, Napak Tilas Perang Cilegon-Belanda Tahun 1888

Pasukan Ki Wasyid menuju ke Balegedong dengan melintas jalan raya Cilegon-Anyer, melalui Kepuhdenok, Blokang, Luwuk dan sampai di Ciasahan. Mereka melanjutkan perjalanan ke Medang Batu (bermalam disana).

Pada saat itu Kyai Haji Tubagus Ismail mengusulkan agar mereka melancarkan pertempuran yang menentukan dan gugur sebagai pahlawan. 

Namun keputusan yang didapat pada saat itu, adalah bergerilya ke wilayah Banten Selatan. Itu atas usulan Ki Wasyid yang disetujui oleh sebagian besar dari mereka. 

Ada pun yang berbeda pendapat adalah Haji Madani, Haji Jahli dan Agus Suradikaria, yang kemudian mereka memisahkan diri dari rombongan.

Rute yang diambil oleh Ki Wasyid melalui medan yang sangat berat dan ditutupi hutan-hutan lebat. Hutan terkenal banyak macannya (harimau). Tujuannya untuk memungkinkan rombongan dapat menerobos daerah Caringin sampai ke Jungkulon (Ujung Kulon) secepatnya. 

Rombongan berangkat tanggal 20 Juli 1888, dan memerlukan waktu sekitar 10 hari untuk mencapai Camara. Mengingat, sederhananya sarana-sarana yang digunakan oleh mereka, maka perjalanan tersebut merupakan peristiwa yang patut dicatat dalam sejarah logistik.

Bagaimanapun mereka bergerak dengan kecepatan yang tinggi, namun tidak cukup cepat untuk melepaskan diri dari kejaran pasukan pemerintah, dan pada tanggal 21 Juli 1888, rombongan menyebrangi sungai Cidanu.

Editor : Mahfud

Follow Berita iNews Cilegon di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut