Contoh lainnya adalah daun kelor (Moringa oleifera Sp.) yang sampai disebut dengan miracle tree atau tanaman ajaib karena memiliki segudang manfaat. Tanaman paling bernutrisi di dunia ini sangat mudah tumbuh, tahan panas dan kering, serta dapat hidup sepanjang tahun pada iklim tropis.
Felix Bram Samora, Founder Rumah Kelor, pemilik perusahaan budidaya daun kelor asal Blora Jawa Tengah ini sudah membuktikannya. Felix bahkan mengekspor produk olahan daun kelornya hingga ke Jerman. “Berdasarkan penelitian, nutrisi yang dikandung daun kelor itu sangat tinggi. Vitamin C-nya 7 kali lebih banyak dari jeruk, vitamin A 4 kali dari wortel, kalsium 4 kali lebih banyak dibanding susu, dan protein-nya 2 kali lipat dari yoghurt. Banyak manfaat (fungsional) yang dimiliki daun kelor diantaranya; bisa mengatasi stunting atau malnutrisi, sebagai ASI booster, dan bahkan bisa mengatasi hipertensi,” urai Felix yang mengolah daun kelor menjadi teh celup, tepung, dan lain sebagainya. “Masih sangat luas pengembangannya. Misal, untuk pakan ternak. Ini kesempatan peneliti untuk mengembangkan tanaman emas hijau ini. Bisa jadi aset negara kalau kita mau mengembangkannya bersama-sama,” tambah Felix.
Pengusaha muda inspiratif lainnya, Rizal Fahreza, Founder Eptilu yang sejak tujuh tahun lalu memilih membangun kampung halamannya di Garut setelah lulus kuliah dari Institut Pertanian Bogor. Memanfaatkan potensi daerah, tanaman pangan kearifan lokal (jeruk dan cabai), melibatkan 85 persen anak muda sekitar serta berkolaborasi dengan pemerintah daerah, kini ia sukses mengelola Agrowisata di daerah Cikajang, Garut, Jawa Barat.
“Tahun 2017 saya mulai mengembangkan Agrowisata ini. Ada 2 juta orang ke Garut yang biasanya mereka hanya ke Cipanas, dodol Garut ataupun jaket kulit, saya buka konsep lain yaitu konsep kebun Agrowisata. Inovasi terbaru, dalam rangka mempromosikan pertanian kita dari sisi lain, Agrowisata ini juga dijadikan lokasi syuting film The Raid,” cerita Rizal.
Peneliti IRN Terbaik Periode 2021/2022
Dalam kesempatan ini, diumumkan pula Empat orang mahasiswa penerima dana bantuan program IRN tahun 2021/2022 yang ditetapkan sebagai Peneliti Terbaik. Keempat peneliti tersebut terpilih karena memenuhi kriteria penilaian yang meliputi lima aspek yakni; pelaksanaan penelitian, mutu penelitian, teknik presentasi, penguasaan materi, dan sikap peneliti.
Sebagai apresiasi, masing-masing peneliti mendapatkan hadiah berupa laptop. Adapun nama Peneliti Terbaik IRN 2021/2022 adalah:
1. Ulfa Febiana Whatin – Universitas Teknologi Sumbawa
Judul Penelitian: Pengembangan dan Standarisasi Produk Ikan Baga Sumbawa Probiotik Berbasis Fermentasi Lactobacillus Fermentum.
2. Nareta Defiani – Universitas Gadjah Mada
Judul Penelitian: Pengaruh Pakan Alternatif Campuran Mikroalga (Chlorella Vulgaris) dan Tanaman Mata Air (Azolla Microphylla) terhadap Ekspresi Gen Prl pada Ayam Hibrida Unggul.
3. Rafiq Abdul Gani – Universitas Lambung Mangkurat
Judul Penelitian: Pengembangan Biodegradable Mulch Film dari Pati Umbi Nagara Menggunakan Spray Sebagai Pengganti Plastik Mulsa Konvensional pada Budidaya Pertanian.
4. Graciela Delarosa – Unika Atmajaya
Judul Penelitian: Pengembangan Kemasan Cerdas Berbasis Kitosan Termodifikasi Dipadukan dengan Antosianing Bunga Telang (Clitoriaternatea) sebagai Indikator Kesegaran Daging Ayam.
Editor : Novita Sari