MERANGIN, iNews.id - Siapapun tak bisa memilih lahir dari mana dan ras apa. Acok alias Budiharjo pun mengalami hal yang sama.
Pria yang terlahir dari keturunan Tionghoa, buah kasih pasangan Tabek dan Megawati tidak menghalanginya untuk mengabdi kepada NKRI dan tanah kelahirannya, Rantau Panjang, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.
“Saya lahir di Rantau Panjang dan tali pusar saya ditanam di Rantau Panjang,” kata Budiharjo, pria bertubuh gempal yang akrab disapa Acok ini, Sabtu (31/8/2024).
Acok bercerita, dia terlahir sebagai anak kesembilan dari sebelas bersaudara buah kasih pasangan Tabek dan Megawati. Acok menghabiskan masa kecilnya di Rantau Panjang. Pendidikan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) dia selesaikan di Rantau Panjang. Sedangkan pendidikan sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) dia selesaikan di SMA Negeri Tabir.
Keberadaan keluarga besarnya di Provinsi Jambi bermula ketika ayahnya, Tabek, merantau dari Tiongkok ke Muara Bungo, Jambi. Di daerah inilah ayahnya merintis usaha hingga menikah dengan Megawati, perempuan kelahiran Muara Tebo, Jambi. Ayahnya terkenal sebagai saudagar klontong di Pasar Rantau Panjang, Bangko, Jambi.
Meski demikian, Acok dibesarkan di lingkungan keluarga yang sederhana. Sejak kecil Acok dikenal sebagai anak yang rajin dan bekerja keras membantu ayahnya berdagang.
"Ayah saya mengajari kami agar selalu bekerja keras, tekun dan jujur," ujar Acok.
Acok juga dikenal sebagai pribadi yang ramah. Pergaulannya luas. Dia tidak hanya bergaul di Merangin, tetapi persahabatannya dengan berbagai kalangan meluas hingga ke Kota Jambi dan Muara Bungo.
Acok dikenal memiliki jaringan persahabatan yang kuat di kalangan orang-orang berpengaruh di Kota Jambi. Namun, jaringan persahabatan yang luas itu tidak membuat Acok jumawa. Dia tetap menjadi orang berjiwa sosial yang tinggi.
"Jangan pernah bersikap sombong. Semua ini hanya titipan Tuhan. Selagi masih hidup dan selagi masih mampu, berbuatlah yang baik untuk orang-orang sekitarmu," cetus Acok.
Di kalangan pengamen jalanan hingga kalangan pemuda dari berbagai organisasi masyarakat (ormas), ayah tiga anak ini dikenal sebagai sosok yang ringan tangan membantu.
Meski tidak punya latar belakang pendidikan di bidang otomotif, tetapi Acok gemar mengutak-atik mesin mobil.
Tak ayal, kini Acok menjadi pengusaha yang relatif sukses. Namun, dia menggapai kesuksesan itu bukan tanpa perjuangan. Dia pernah megalami kehidupan pahit dengan kondisi ekonomi yang memprihatinkan. Kondisi sulit itu, tak menyurutkan perjuangannya untuk menafkahi keluarganya dengan menjadi sopir truk.
Lantaran sejak kecil terdidik sebagai pekerja keras, Acok banyak belajar berdagang dari ayahnya. Kini, Acok menikmati hasil perjuangannya dengan menjadi pengusaha ekspedisi. Perusahaannya memiliki puluhan unit armada truk. Dia juga dipercaya memimpin sebuah perusahaan pengolahan minyak sawit di Jambi.
Sebagai pengusaha, Acok awalnya tidak tertarik pada dunia politik. Namun, sejak lima tahun terakhir, Acok merasa gelisah dan pikirannya terganggu. Sebab, dia melihat Merangin sebagai kampung halaman orangtuanya tidak banyak kemajuan seperti kabupaten lainnya. Kondisi itulah yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu demi memajukan Merangin.
Menjelang Pilkada serentak 2024, sosok Acok memang sering terlihat mendampingi Nalim, calon bupati yang akan berkontestasi di Pilkada Merangin 2024.
Nalim termasuk tokoh terkenal di Merangin. Dia pernah menjabat Bupati Merangin periode 2008-2013. Selama kurun waktu itu, Nalim membawa perubahan yang signifikan untuk kemajuan Kabupaten Merangin.
Hal itulah yang membuat Acok merasa terpanggil untuk berbuat sesuatu. Dia berusaha membantu Nalim dan seluruh pendukungnya demi kemajuan tanah kelahirannya.
“Apa yang saya lakukan untuk Pak Nalim semata-mata demi membantu mensejahterakan masyarakat Merangin,” pungkas Acok.
Editor : M Mahfud