Mula-mula mereka berusaha menyelamatkan diri dan bergerak menuju ke sebelah utara Cilegon, sampai di puncak Gunung Gede. Kemudian turun ke sebuah tempat, yang sekarang menjadi area Industri PT. Krakatau Steel.
Dalam keadaan terdesak, induk pasukan yang dipimpin oleh Haji Wasyid pun akhirnya harus meninggalkan Cilegon. Mereka mengadakan rapat di Medang Batu, pada tanggal 20 Juli 1888. Dan untuk memutuskan langkah selanjutnya, karena kelompok pasukan yang lainnya sudah tercarai berai, termasuk kelompok pasukan yang mengalami kekalahan di Toyomerto.
Dengan demikian kekuatan pasukan sudah semakin menyusut, dan hanya tersisa 27 orang saja yang mencapai Medang Batu. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan ke Banten Selatan. Dan pada tanggal 21 Juli pasukan itu sudah menyebrangi sungai Cidanu.
Namun tidak semuanya menyetujui usulan Haji Wasyid itu tapi ada beberapa orang yang memisahkan diri dari induk pasukan, diantaranya Haji Jahli dan Haji Madani.
Salah satu tujuannya adalah Jungkulon (Ujung Kulon), dengan melalui jalan yang paling langsung, yang melalui hutan belantara yang bergunung-gunung. Rute tersebut belum mereka kenal. Mereka terhambat di hutan Malangnengah, Kubangkidul dan Putri.
Kemudian dari Putri, pada tanggal 25 Juli pasukan memutar balik ke Cinangka. Mungkin ini merupakan salah satu cara untuk mengelabui tentara Belanda yang sedang mengejarnya. Dengan satu gerak siasat yang briliant, Haji Wasyid dan kawan-kawan berhasil melewati gardu di Putri dan perbatasan antara Anyer dan Caringin dengan selamat.
Para pejuang Cilegon kemudian bersembunyi di hutan Cinoyong, dan bermalam disana antara tanggal 25 dan 26 Juli. Pada saat terang bulan mereka menyebrangi jalan antara Brengas dan Cinoyong, dekat Batiku.
Pada tanggal 28 - 29 Juli, pada malam hari pasukan Haji Wasyid, yang tersisa 19 orang, sudah menyeberangi sungai Cibungur dengan menggunakan jasa Tukang Tambang. Mereka kemudian berjalan menyusuri pantai menuju ke Ciseuket sebuah desa yang sepi dekat Ciseureuhen.
Rapat Militer Belanda di Labuan
Pada tanggal 29 Juli, pejabat-pejabat pemerintah dan militer Belanda mengadakan rapat di Labuan. Hadir dalam rapat itu, asisten residen Caringin (van der Meulen); Patih Pandeglang (Raden Surawinangun); Kontrolir Caringin (Maas), jaksa Caringin (Tubagus Anglingkusuma); Kapten Venhuyzen, Letnan Visser, dan Sersan Wedel. Pada saat itu, pasukan Haji Wasyid sedah melewati Citeureup.
Pada tanggal 29 Juli pagi, pasukan Haji Wasyid melanjutkan perjalanan menuju ke Ciseureuheun, dan pada saat itu mereka dikejar oleh Wedana Penimbang, asisten Wedana Katumbiri, disertai dengan beberapa opas.
Editor : M Mahfud